Selasa, 10 Mei 2011

SUPERVISI PENDIDIKAN

A. PENGERTIAN SUPERVISI

Supervisi pendidikan memiliki definisi yang dijelaskan secara etimologi, dan morfologi. Secara etimologi istilah supervisi berasal dari bahasa inggris “supervision” yang berarti pengawasan. Pelaku atau pelaksananya di sebut supervisor dan orang yang di supervisi disebut subjek supervisi atau supervisee. Secara morfologis, supervisi terdiri dari dua kata yaitu super (atas) dan vision (pandang, lihat, amati, atau awasi). Sehingga supervisi menurut arti morfologisnya yaitu melihat, melirik, memandang, dan mengamati dari atas.

Selain makna supervisi diatas, makna supervisi juga di kemukakan oleh para ahli, yaitu:

1. Neagly.

Mengemukakan bahwa supervisi merupakan bantuan dan bimbingan kepada guru-guru dalam bidang intruksional, belajar dan kurikulum, dalam usahanya mencapai tujuan sekolah.

2. Kimball Wiles (1967)

Mengatakan bahwa supervisi adalah suatu bantuan dalam pengembangan dan peningkatan situasi belajar mengajar yang lebih baik.

3. Adams dan Dickey (1959)

Mengemukakan bahwa supervisi adalah program berecana untuk memperbaiki pengajaran yang pada hakikatnya adalah perbaikkan belajar dan mengajar.

4. Wilem mantja (2007)

Mengemukakan bahwa supervisi dapat di definisikan sebagai kegiatan supervisor yang dilakukan untuk perbaikkan proses belajar mengajar.

5. Ross (1980)

Mendefinisikan bahwa, supervisi adalah pelayanan kepada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikkan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum.

6. McNerney (1951)

Mendefinisikan supervisi sebagai suatu prosedur memberi arah dan mengadakan penilaian kritis terhadap proses pengajaran.

7. Burton dan Burckner (1955)

Mendefinisikan bahwa, supervisi merupakan teknik pelayanan dengan tujuan utama mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan siswa.

8. N.A Amentembun.

Supervisi pendidikan adalah pembinaan kearah perbaikan situasi pendidikan. Pendidikan yang dimaksudkan berupa bimbingan atau tuntutan kearah perbaikan situasi pendidikan umumnya, dan peningkatan mutu pendidikan.

9. Oteng Sutisna.

Supervisi pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan professional bagi guru-guru, yaitu segala usaha yang memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk berkembang secara profesional, sehingga mereka lebih maju dalam melaksanakan tugas pokoknya, meningkatkan dan memperbaiki proses belajar murid-murid.

Jadi, secara umum supervise adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik, didalamnya terdapat kegiatan yang ditujukan untuk perbaikan pengajaran guna meningkatkan kemampuan professional guru dalam melaksanakan tugasnya. Supervise pengajaran berbeda dengan administrasi pendidikan tetapi supervise pengajaran merupakan bagian dari kegiatan administrasi pendidikan.

B. FUNGSI, PERANAN, DAN TUJUAN DARI SUPERVISI

· Fungsi

Supervisi bersifat multifungsi. Pertama, meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Kedua, mendorong dan mengoptimasi unsur-unsur yang terkait dengan proses pembelajaran. Ketiga, fungsi membina dan memimpin. Adapun fungsi utamanya adalah membantu para guru agar tercapai efektivitas dalam proses pendidikan, menyelenggarakan inspeksi sebelum memberikan pelayanan terhadap guru, meneliti hasil inspeksi yang berupa data – data tersebut, menilai kegiatan penilaian, mengadakan pelatihan berdasarkan hasil penelitian, melakukan pembinaan atau pengembangan untuk memperkenalkan cara – cara baru kepada para pengajar.

Menurut Swearingen, fungsi supervise antara lain :

1. Mengkoordinasi semua usaha sekolah

2. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah

3. Memperluas pengalaman guru – guru

4. Memberikan fasilitas dan penilaian terus menerus

5. Menganalisis situasi belajar mengajar

6. Memperlengkapi setiap anggota staf dengan pengetahuan yang baru dan keterampilan -keterampilan yang baru

· Peranan

Supervisi berfungsi membantu, memberi support dan mengajak. Jadi, dapat dilihat dengan jelas peranan supervisi yakni tampak dalam kinerja supervisor yang melaksanakan tugasnya. Menurut pendapat beberapa ahli ada beberapa peranan supervisor, antara lain :

1. Koordinator. Dia dapat mengkoordinasi program belajar mengajar, mengkoordinasi tugas-tugas anggota staf. Contohnya, mengkoordinasi tugas belajar suatu mata pelajaran oleh berbagai guru.

2. Membantu memberi support dan mengikutsertakan, bukan mengarahkan terus menerus. Karena, jika mengarahkan terus menerus, maka tidak memberikan guru kesempatan untuk berdiri sendiri.

3. Sebagai konsultan, dia dapat memberikan bantuan, mengkonsultasi masalah yang dialami guru. Misalnya, membantu mengatasi guru yang kesulitan menghadapi anak belajar.

4. Sebagai pemimpin kelompok, dia dapat memimpin beberapa orang staf guru dalam mengembangkan potensi kelompok.

5. Sebagai evaluator, dia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan proses belajar, dapat juga menilai kurikulum yang sedang dikembangkan.

· Tujuan

Tujuan utama dari kegiatan supervise adalah untuk memperbaiki proses dan hasil belajar mengajar, meningkatkan efektivitas dan efisiensi belajar mengajar. Tujuan – tujuan yang lainnya antara lain :

1. Meningkatkan mutu kinerja guru.

2. Meningkatkan keefektifan implementasi kurikulum secara efektif

3. Meningkatkan keefektifan dan keefesienan sarana dan prasarana yang ada untuk di kelola dan di manfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa.

4. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal untuk kemudian siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan.

5. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang tenang dan tenteram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang menunjukan keberhasilan lulusan

6. Membina para tenaga pengajar untuk memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya

7. Memperbesar kesanggupan tenaga pengajar untuk mempersiapkan peserta didiknya untuk menjadi anggota masyarakat yang efektif

8. Para tenaga pengajar diharapkan mampu memberikan pertolongan terhadap para peserta didiknya apabila menghadapi kesulitan

C. PELAKSANAAN SUPERVISI

Dalam usaha mempertinggi efisiensi dan efektifitas proses pelaksanaan supervise pendidikan, kegiatan supervise tersebut perlu dilandasi oleh hal – hal sebagai berikut :

1. Kegiatan supervise pendidikan harus dilandaskan atas filsafat pancasila. Ini berarti bahwa dalam melaksanakan bantuan untuk perbaikan proses belajar mengajar, supervisor harus dijiwai oleh penghayatan terhadap nilai – nilai pancasila.

2. Pemecahan masalah supervise harus dilandaskan pada pendekatan ilmiah dan dilakukan secara kreatif. Ini berarti bahwa didalam memecahkan masalah harus digunakan kaidah ilmiah seperti berpikir logis, objektif, berdasarkan data yang dapat diverifikasi dan terbuka terhadap kritik.

3. Keberhasilan supervise harus dinilai dari sejauh mana kegiatan tersebut menunjang prestasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar.

4. Supervise harus dapat menjamin kontinitas perbaikan dan perubahan program pengajaran. Jika supervise dilaksanakan, maka hasilnya harus merupakan suatu peningkatan proses dan hasil belajar siswa

5. Supervise bertujuan mengembangkan keadaan yang favorable untuk terjadinya prosees belajar mengajar yang efektif. Proses belajar mengajar yang efektif dan efisien hanya akan terjadi jika lingkungan proses itu mendukungnya. Oleh karena itu, perlu diupayakan agar lingkungan memberikan tantangan kepada siswa untuk belajar lebih baik.

D. TEKNIK SUPERVISI

1. Pendekatan Humanistik

Tugas supervisor membimbing guru agar dapat berdiri sendiri dan berkembang dalam jabatannya dengan usahanya sendiri, tahapan pelaksanaannya:

· Pembicaraan awal

· Observasi

· Analisis dan interpretasi

· Pembicaraan terakhir

· Laporan

2. Pendekatan Kompetensi

Guru harus memiliki kompetensi tertentu untuk melaksanakan tugasnya dan bertujuan membentuk kompetensi minimal yang harus dikuasai guru. Tugas supervisor menciptakan lingkungan sehingga guru dapat menguasai kompetensi yang diharapkan. Tahap pelaksanaannya:

· Menetapkan criteria untuk kerja yang dikehendaki

· Menetapkan target kerja

· Menentukan aktivitas kerja

· Memonitor kegiatan untuk mengetahui hasil kerja

· Pembicaraan terakhir

3. Pendekatan Klinis

Proses belajar guru untuk berkembang dalam jabatannya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar individual guru itu sendiri. Tahap pelaksanaannya:

· Pembicaraan Pra Observasi

· Observasi

· Analisis dan menentukan strategi

· Melakukan pembicaraan tentang hasil supervise

· Melakukan analisis setelah pembicaraan

4. Pendekatan Profesional

Tugas utama profesi guru adalah mengajar maka sasaran supervisi harus mengarah pada hal – hal yang menyangkut tugas mengajar dan bukan tugas guru yang bersifat administrative. Contoh dari supervise professional:

· Penataran bersama

· Pengugusan

· KKG (Kelompok Kerja Guru), KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah), KKPS (Kelompok Kerja Pengawas Sekolah), PKG (Pusat Kegiatan Guru)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar